Sabtu, 17 Mei 2014

simpang lima semarang

ini lanjut cerita jalan-jalan gue setelah muter-muter kota semarang,,
ternyata banyak yang menarik di kota semarang

Alun-alun Simpang Lima Kota Semarang

Simpanglima merupakan salah satu tempat yang memberi ciri khas bagi kota Semarang. Tempat ini juga merupakan alun-alun yang berada di tengah-tengah persimpangan Jl. Pandanaran di sebelah barat, Jl. A. Yani di sebelah timur, Jl. Gajahmada dan Jl. Pahlawan di sebelah timur, sementara disebelah timur laut ada Jl.KH. Ahmad Dahlan.

Kemudahan akses serta banyaknya hotel dan tempat kuliner di kawasan tersebut membuat Simpanglima menjadi tempat wisata serta jantung kota atau pusat keramaian di kota Semarang.

Menurut sejarah berkembangnya fungsi Simpanglima menjadi alun-alun merupakan saran Presiden pertama Republik Indonesia yang menyarankan pengadaan alun-alun di Semarang sebagai ganti dari Kanjengan. Simpanglima merupakan salah satu landmark kota Semarang. Terdapat lapangan besar yang disebut juga dengan Lapangan Pancasila.

Alun-alun yang dimiliki Semarang sejak masa pemerintahan Adipati Semarang yang pertama itu telah berubah fungsi menjadi pusat perbelanjaan. Sedangkan keberadaan lapangan Pancasila berfungsi sebagai tempat upacara pada hari-hari besar.
Bukan hanya itu tetapi Simpanglima juga sering menjadi tempat berlangsungnya pertunjukan musik maupun seni budaya, tempat rekreasi, bahkan sebagai pasar tiban pada waktu-waktu tertentu. Berbagai jenis makanan baik makanan berat maupun makanan ringan dijual dengan gaya lesehan mengambil tempat sekitar trotoar dan sekeliling alun-alun.

Keramaian Simpanglima semarang ini bisa anda temui pada hari sabtu sore atau malam minggu, serta hari minggu pagi dimana banyak orang yang menghabiskan waktu untuk week end bersama keluarga maupun sang pacar tercinta. Sementara itu souvenir, alat sekolah sampai alat rumah tangga, sandal sampai hiasan rambut, juga dijual area alun-alun Simpanglima semarang.

Sekian semoga bermanfaat.

tugu muda

ini gusy selanjutnya, dari jalan-jalan gue dari lawang sewu trs kita ke tugu muda semarang,,
di sini kita jadi tahu sejarahnya tugu muda

 MONUMEN TUGU MUDA SEMARANG"


Tugu Muda Semarang terletak di tengah persimpangan Jalan Pandanaran, Jalan Mgr Soegijapranata, Jalan Imam Bonjol, Jalan Pemuda dan Jalan Dr. Sutomo. Sebelah Utara tugu ini ini terdapat Gedung Pandanaran yang kini menjadi perkantoran Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang. Di sebelah Timur terdapat Lawangsewu, di sebelah selatan berhadapan dengan Museum Mandala Bhakti, dan sebelah barat terdapat Wisma Perdamaian yang merupakan rumah dinas gubernur Jawa Tengah.

Tugu Muda merupakan sebuah monumen bersejarah kota Semarang yang dibangun untuk mengenang pertempuran 5 hari di Semarang. Pertempuran ini adalah perlawanan terhebat rakyat Indonesia terhadap Jepang pada masa transisi. Lawangsewu menjadi saksi bisu perjuangan anak-anak muda Semarang yang dimulai pada 15 Oktober 1945, hingga kemudian berakhir 20 Oktober 1945 itu.

Pertempuran sengit selama 5 hari ini dipicu kaburnya tawanan Jepang pada 14 Oktober 1945. Pada pukul 06.30 WIB, pemuda-pemuda rumah sakit mendapat instruksi untuk mencegat dan memeriksa mobil Jepang yang lewat di depan RS Purusara. Mereka menyita sedan milik Kempetai dan merampas senjata. Sore harinya, para pemuda ikut aktif mencari tentara Jepang dan kemudian menjebloskannya ke Penjara Bulu (sekarang LP Wanita Bulu, Kota Semarang).

Sekitar pukul 18.00 WIB, pasukan Jepang bersenjata lengkap melancarkan serangan mendadak sekaligus melucuti delapan anggota polisi istimewa yang waktu itu sedang menjaga sumber air minum bagi warga Semarang yakni Reservoir Siranda di Candilama. Kedelapan anggota polisi istimewa itu disiksa dan dibawa ke markas Kidobutai di Jatingaleh. Sore itu juga tersiar kabar tentara Jepang menebarkan racun ke dalam reservoir itu.

Rakyat pun menjadi gelisah. Sebagai kepala RS Purusara (sekarang Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi) Dokter Kariadi berniat memastikan kabar tersebut. Selepas magrib, ada telepon dari pimpinan Rumah Sakit Purusara, yang memberitahukan agar dr. Kariadi, Kepala Laboratorium Purusara segera memeriksa Reservoir Siranda karena berita Jepang menebarkan racun itu.

Dokter Kariadi kemudian dengan cepat memutuskan harus segera pergi ke sana. Suasana sangat berbahaya karena tentara Jepang telah melakukan serangan di beberapa tempat termasuk di jalan menuju ke Reservoir Siranda. Istri Dr. Kariadi, drg. Soenarti mencoba mencegah suaminya pergi, namun gagal.

Ternyata dalam perjalanan menuju Reservoir Siranda itu, mobil yang ditumpangi dr. Kariadi dicegat tentara Jepang di Jalan Pandanaran. Bersama tentara pelajar yang mensopiri mobil yang ditumpanginya, dr. Kariadi ditembak secara keji. Ia sempat dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 23.30 WIB. Ketika tiba di kamar bedah, keadaan dr. Kariadi sudah sangat gawat. Nyawa dokter muda itu tidak dapat diselamatkan. Ia gugur dalam usia 40 tahun satu bulan.

Pada 28 Oktober 1945, Gubernur Jateng Mr Wongsonegoro meletakkan batu pertama pembangunan monumen ini di dekat alun-alun. Namun karena pada November 1945 meletus perang melawan sekutu dan Jepang, proyek ini terbengkalai. Kemudian tahun 1949, Badan Koordinasi Pemuda Indonesia (BKPI) memprakarsai pembangunannya kembali. Namun upaya ini pun gagal karena kesulitan dalam hal pendanaan.

Pembangunan baru berjalan lancar ketika pada 1951 Wali Kota Semarang Hadi Soebeno Sosro Werdoyo membentuk panitia Tugumuda. Lokasi pun dipindah dari alun-alun ke lokasi sekarang. Desain tugu dikerjakan oleh Salim, sedangkan relief pada bagian bawah digarap seniman Hendro. Batu-batu didatangkan dari Kaliurang dan Pakem Yogyakarta. Tanggal 10 November 1951 diletakkan batu pertama oleh Gubernur Jateng Boediono dan pada tanggal 1953 bertepatan dengan Hari Kebangkitan nasional Tugu Muda diresmikan oleh Presiden Soekarno.

Tugu Muda sempat mengalami beberapa penambahan, terutama pada kolam dan taman. Kini kawasan Tugu Muda ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya. Penetapan itu berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2011-2031. Di kawasan ini terdapat bangunan bersejarah seperti Gedung Lawangsewu, Wisma Perdamaian, Gereja Katedral, Museum Mandala Bhakti, dan bangunan Pasar Bulu.

lawang sewu

hay semua kita berjump lagi di blogger saya,, hari ini gue mau ngasih tahu ke kalian kalo gue suka jalan-jalan lho? yang saya akan critakan ke kalian aalah lawang sewu yang ada di semarang

LAWANG SEWU
Bangunan Bersejarah yang Menyimpan Ribuan Kisah

Pertumbuhan jaringan kereta api yang cukup pesat di Jawa menjadikan jumlah pegawai yang dipekerjakan pun bertambah sehingga memerlukan kantor baru yang lebih luas. Hal inilah yang mendasari dibangunnya Het Hoofdkantoor van de Nederlansch Indische Spoorweg Maatscappij (NIS) atau Kantor Pusat Perusahan Kereta Api Swasta NIS di ujung Bodjongweg atau yang sekarang dikenal dengan nama Jalan Pemuda. Bangunan bergaya art deco yang memiliki 2 menara kembar didepannya ini kemudian jamak disebut dengan nama Lawang Sewu.
Penyebutan Lawang Sewu oleh penduduk lokal bukan tanpa alasan. Dalam bahasa Jawa, lawang berarti pintu dan sewu berarti seribu, jadi lawang sewu berarti seribu pintu. Hal ini bukan berarti bahwa Lawang Sewu memiliki seribu pintu, melainkan untuk menggambarkan jumlah pintu di Lawang Sewu yang teramat banyak. Meski sudah berusia satu abad, gedung bergaya indis yang dipadukan dengan ornamen lokal yang kental ini masih terlihat kuat dan kokoh. Hiasan kaca patri di jendela semakin menambah kesan mewah dan elegan. Waktu rupanya tak mampu memudarkan kegagahan dan keanggunan gedung yang menjadi landmark Kota Semarang ini.
Selain arsitekturnya yang indah, Gedung Lawang Sewu juga sarat akan nilai sejarah. Pada awal pembangunannya, gedung yang terletak tepat di depan Jalan Raya Pos Daendels ini digunakan sebagai kantor pusat NIS dan tempat tinggal pegawai Belanda. Kemudian pernah digunakan sebagai penjara bawah tanah oleh serdadu Jepang, lokasi pertempuran 5 hari di Semarang, hingga kantor pemerintahan pasca Indonesia merdeka. Saat ini pengelolaan Gedung Lawang Sewu berada di bawah PT KAI.
Memasuki salah satu Gedung Lawang Sewu, YogYES disambut lorong panjang yang dipenuhi pintu kayu di kanan dan kirinya. Bangunan yang dulu juga berfungsi sebagai tempat tinggal pegawai NIS ini dilengkapi dengan ballroom, ruang makan yang luas, gedung serbaguna, hingga gedung pertunjukan berbentuk bahtera terbalik di lantai atas. Sayangnya tidak ada lagi perabotan yang tersisa di ruangan tersebut, yang ada hanyalah ruangan yang kosong dan hampa. Kunjungan ke Lawang Sewu kemudian dilanjutkan dengan menyusuri ruang bawah tanah. Menyaksikan ruangan-ruangan sempit, gelap, dan lembab yang pernah digunakan sebagai penjara berdiri dan penjara jongkok membuat bulu kuduk YogYES meremang. Aroma kekejaman yang terjadi di masa lalu terasa dengan jelas. YogYES pun mempercepat langkah meninggalkan ruangan ini.
Nah ini plend cerita aku tentang sejarah lawang sewu,,
tunggu cerita gue selanjutnya ya,,, OK



Senin, 12 Mei 2014


posting pertama ini sebagai "salam pembuka" untuk semua pengunjuk blog ini.kesempatan ini sebagai media awal perkenalan, awal silahturahmi diantara para penggemar jalan-jalan, khususnya lagi jalan-jalan di seputar kota semarang...di semarang banyak tempat jalan-jalan, seperti kota tua, lawang sewu dan tugu muda,, disini banyak orang-orang yang tahu untuk jalan-jalan yang enak di kota semarang